Saturday, 4 February 2012

The words that speak a thousand pictures.

So most of the population of 27million Malaysians witnessed the presentation of the Holy Grail of Malaysian music industry to Hafiz for the song 'Awan Nano' in Anugerah Juara Lagu ke-26 (AJL26) last week. But what makes the song deserve that slender win awarded by a lineup of 30 professional juries? In my first post of the site, I would like to talk about my interpretation of this masterpiece created by M. Nasir and Buddhi Hekayat. 


I always think that a great song is always written with soul, passion and heart accompanied by the right singer to make it come to life and not everyone can achieve this. The strength in this one lies in the brilliance of the lyricist, Buddhi Hekayat. If you listen closely you should see that Awan Nano is actually referring to the father (well if you've watched the music video and the live performance in the AJL you would've already figured this out). But it's not just about the story, it's how they were put into words. Although it's not 100% Bahasa Malaysia, but it is one of the best written malay song I've ever listened to because the words intertwined with the melody so much that it makes the song projects emotions.


I was writing this post while googling and amazingly, I stumbled upon an article explaining the possible influence of the song. 


"inspirasi menulis lirik ini besar pengaruhnya dari Kisah Nabi Muhammad SAW yang mana sewaktu di zaman kanak-kanak Baginda, perjalanannya dilindungi awan.
Tertulis dalam kisah tersebut “Pada suatu hari Pendita Buhaira melihat serombongan kafilah Arab datang menuju Syam yang selalu diikuti oleh awan di atasnya. Kafilah ini didatanginya dan dipersilakannya mendekati ke kediamannya. Kafilah ini adalah kafilah yang dipimpin oleh bapa saudara Nabi yang bernama Abu Talib RA, dimana Muhammad turut serta didalamnya.
Pendita Buhaira memperhatikan gerak-geri anak yang bernama Muhammad itu, akhirnya ia yakin bahawa anak itulah yang akan diutus Allah menjadi Nabi dan Rasul sesudah Isa al-Masih a.s. Lantas dia memberi nasihat kepada Abu Talib RA agar anak ini dijaga baik baik, jangan terlengah dari penjagaan, sebab ia kelak akan menjadi seorang maha penting.
Dengan nasihat dan keyakinan Pendita Buhaira ini, Abu Talib RA semakin cinta terhadap anak saudaranya yang bernama Muhammad ini. Bukan saja cinta, melainkan ditambah dengan perasaan harap dan hormat.”


- source: GUA merungkai makna tersirat Awan Nano


What are the odds that i would want to write on such matter and would stumble upon an article like this on Maulidur Rasul? Now try listening to the song again while reading the lyrics. If you didn't get the song before, you should now. Selamat menyambut hari Maulidur Rasul. 



Awan Nano



Lihat ke arah sana
Serakan warna dan berarakan
Awan
Pabila terik panas
Segera hadirnya memayungi diri
Pabila kau dahaga
Sesegera turun hujan melimpahkan kasihnya
Pabila kau katakan
Akulah awan itu yang kau mahu
Begitulah awan nano
Setia melindungi diri
Tika panas mencuba menggores pipi
Dan bibirmu
Begitulah awan nano
Sering saja tak terduga hadir
Dan tak akan tercapai jejarimu
Kasihnya
Kasih tiada banding
Setia tiada tara
Bagaimanapun jua
Awan kekasih sebenarmu sayang
Walaupun tak akan tercapai jejarimu
Lihat diriku ini
Yang sesekali pernah kau bagaikan awan
Sehingga tak mungkin terlupa
Berikan belas sedari dulu
Sehingga tak mungkin termampu saksi
Setitis pun air matamu kasihku
Sehingga kau katakan
Akulah awan itu yang kau rindu
Akulah awanmu yang sedia
Melindungi dirimu tika panas mencuba menggores pipi
Dan bibirmu
Akulah awanmu yang sering kau rindu
Dan tak terduga hadirmu walau tak tercapai jejarimu
Kasihku
Kasih tiada banding setia tiada tara
Bagaimanapun jua
Aku pelindung dirimu sayang
Walaupun tak akan tercapai jejarimu
Begitulah awan nano
Setia melindungi diri tika panas mencuba menggores pipi
Dan bibirmu
Begitulah awan nano
Sering saja tak terduga hadir
Dan tak akan tercapai jejarimu
Kasihku
Kasih tiada banding setia tiada tara
Bagaimanapun jua
Aku pelindung dirimu sayang
Walaupun tak akan tercapai jejarimu
"The song is like the Frankenstein monster & Hafiz is Dr. Victor Frankenstein. He just made the song come to life."